Senin, 29 Juni 2009

Proses Perencanaan Build-Hold Trajectory

Berikut ini adalah tahapan dalam merencanakan build-hold trajectory suatu sumur migas dengan metoda radius of curvature.

1. Tahap I (Perencanaan Horizontal)

Untuk melakukan perencanaan horizontal maka harus diketahui data berupa koordinat titik lokasi dan titik target. Kemudian koordinat tersebut diubah menjadi bentuk easting dan northing sehingga menjadi ukuran panjang, feet (ft).

East = (axis target – axis permukaan) : 0.3048 = X ft (1)

North = (ordinat target – ordinat permukaan) : 0.3048 = X ft (2)

Bila nilai north berupa nilai negatif yang menandakan bahwa koordinat tersebut berada pada south.

a. Menentukan harga HD (Horizontal Departure)
Untuk mendapatkan nilai HD (Horizontal Depature ) maka :




Selengkapnya download di sini
Read More..

Perencanaan Desain Lintasan Pemboran Berarah Bertipe Slant Type

Didalam merencanakan suatu pemboran berarah dikenal dua metode yaitu :

1. Metode Tangential

Dari Gambar 1 di bawah setelah kick off point ditentukan, Build up Section dibuat dengan mengubah sudut kemiringan sampai dicapai sudut maksimum yang diinginkan. Tangent section dibuat dengan mempertahankan sudut maksimum sampai kedalaman tertentu. Sedangkan drop section dibuat dengan mengembalikan sudut maksimum ke 00 dan kembali seperti vertikal. Perencanaan dengan metode ini, dianggap bahwa interval-interval lubang berupa garis patah-patah (lurus untuk masing-masing interval) baik untuk build up section maupun drop section. Dengan kata lain, dianggap bahwa setiap interval yang diambil mempunyai sudut kemiringan yang sama pada awal maupun pada akhir interval. Biasanya interval yang digunakan adalah tiap per 100 ft MD.


Selengkapnya download di sini
Read More..

Arah Azimuth Dan Bearing

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa dari koordinat surface location ke target location, sudah dapat ditentukan pada kuadran berapa kita bekerja. Untuk menentukan besar arah pemboran dapat digunakan persamaan 1.
Arah (α) = Tan-1 ((E/W Coord) / (N/S Coord))…………………………..…..(1)
Untuk pembacaan arah dapat dinyatakan dalam azimuth atau arah di bearing (kuadrant). Dari kedua arah pembacaan yang harus diingat bahwa kompas akan menunjukkan arah terbagi dalam empat kuadrant masing-masing 900. azimuth diukur searah dengan jarum jam yaitu 00 sampai 3600 seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.



Selengkapnya download di sini
Read More..

Tipe Sumur Directional Drilling

Pada dasarnya dikenal tiga macam pemboran berarah seperti diperlihatkan pada gambar 1. 
Keterangan :
1. Tipe belok ditempat dangkal (shallow deviation type )
Disini titik belok (Kick Off Point) terletak di kedalaman yang tidak begitu jauh dari permukaan tanah (dangkal). KOP biasanya berada pada kedalaman ratusan atau ribuan kaki dari permukaan.
2. Tipe belok ditempat dalam (Deep deviation type)
Disini titik belok terletak jauh di dalam permukaan tanah. Biasanya lintasan ini dipilih apabila horizontal displacement tidak panjang.
3. Tipe kembali vertikal (return to vertical type)
Mula-mula sama seperti belok di tempat dangkal tetapi kemudian dikembalikan ke vertikal.


Selengkapnya download di sini
Read More..

Istilah-istilah Umum Dalam Directional Drilling

Sebelum sampai kepada perencanaan lintasan dan perhitungan hasil survey, istilah-istilah yang biasa dipakai pada directional drilling ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2 dibawah ini :


Selengkapnya download di sini
Read More..

Alasan Pemboran Berarah

Pemboran berarah (directional drilling) adalah metode pemboran yang mengarahkan lubang bor menurut suatu lintasan tertentu ke sebuah titik target yang terletak tidak vertikal di bawah mulut sumur. Untuk menemukan jebakan hidrokarbon sebenarnya selalu diinginkan lubang yang vertikal.
Alasan-alasan penggunaan directional drilling

1. Reservoir berada di bawah perkotaan, lalu lintas yang ramai, tempat-tempat bersejarah ataupun lahan perkebunan (pertanian).

Kalau dilakukan pemboran vertikal di perkotaan, perumahan serta tempat-tempat bersejarah adalah sulit karena harus dilakukan pembongkaran untuk membuat lokasi pemboran. Karena itu lokasi dibuat pada tempat-tempat yang memungkinkan kemudian pemboran diarahkan ke Reservoirnya seperti yang terlihat pada Gambar. 1. Begitu juga untuk daerah pertanian (perkebunan) yang subur , bila Reservoir luas sering digunakan sistem cluster (berkelompok). Dengan system ini akan menghemat pemakaian tanah untuk lokasi pemboran.

2. Reservoir hidrokarbon berada di bawah perairan yang dekat dengan daratan

Daripada membuat suatu platform atau pemboran dengan tongkang maka mendirikan menara di daratan dan pemboran diarahkan ke Reservoirnya yang berada di bawah danau adalah pertimbangan yang sangat baik dari segi teknis seperti terlihat pada Gambar 2.



Selengkapnya download di sini
Read More..

Jumat, 19 Juni 2009

Sifat Fisik Fluida Reservoir


Kelakuan sifat-sifat fisik fluida reservoir diperlukan untuk evaluasi kinerja reservoir. Sifat fisik fluida reservoir minyak dapat diperoleh dari pengolahan data hasil percobaan di laboratorium, atau apabila data tersebut tidak tersedia, dapat dilakukan penentuannya dengan metoda korelasi. Sifat-sifat fisik fluida reservoir minyak yang dimaksud antara lain :

TEKANAN GELEMBUNG/TEKANAN SATURASI (pb)

Tekanan gelembung didefinisikan sebagai tekanan di mana saat pertama kali terjadi gelembung gas ke luar dari fasa minyak. Penentuan tekanan gelembung dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa contoh metode yang digunakan antara lain :
a. Percobaan di laboratorium dengan menggunakan sampel dari lapangan dengan menggunakan metode Flash Liberation (gambar 1) atau Differential Liberation (gambar 2). Prinsip dari kedua metode diatas adalah dengan mengukur tekanan pada saat fluida mengeluarkan gelembung pertama kali pada saat tekanannya diturunkan.
b. Dengan menggunakan korelasi, misalnya korelasi Standing yang mempunyai persamaan:

Selengkapnya download di sini


atau yang lebih cepat di sini

via mediafire.com




Read More..

Kamis, 18 Juni 2009

Perencanaan Lintasan Pemboran

Pelaksanaan Pemboran Horisontal tidak jauh berbeda dengan pemboran sumur-sumur vertikal, hanya saja pemboran horisontal memerlukan suatu desain pembelokan yang merupakan proses perencanaan/penentuan arah/bidang bersudut tinggi untuk mencapai target yang direncanakan.
Sebelum melakukan pengeboran horisontal terlebih dulu harus dibuat rencana pengeboran (drilling planning), yang menyangkut juga masalah design pembelokan karena semua kegiatan-kegiatan yang nanti akan dilaksanakan berpedoman pada program tersebut.

1. Pengarahan lubang
Design pembelokan merupakan proses perencanaan penentuan arah/bidang bersudut tinggi untuk mencapai target yang direncanakan. Dalam pelaksanaan pemboran, pengontrolan terhadap arah lintasan merupakan hal yang menentukan keberhasilan pencapaian target. Design pembelokan bertujuan untuk :
1. Menghindari terjadinya problem-problem operasi.
2. Meminimalkan terjadinya pergeseran akhir pembelokan (end of the curve/EOC).
3. Meminimalkan panjang pipa pemboran pada proses pembentukan sudut.
4. Toleransi terhadap penyimpangan target kecil.
5. Toleransi terhadap berbagai peralatan produksi dan peralatan penunjang lain.

Langkah awal dari perencanaan pemboran horisontal adalah merencanakan lintasan pemboran atau target pemboran. Design pemboran berisikan proposal dari berbagai lintasan yang dapat dibor dan secara ekonomi menguntungkan.
Lubang bor pada pemboran horisontal dibagi menjadi tiga phase, yaitu :
1. Bagian lubang vertikal
2. Bagian penambahan sudut kemiringan sampai kedalaman target
3. Bagian pemboran horisontal


Selengkapnya download di sini



Read More..

Tipe Pemboran Horizontal

Berdasarkan besarnya pertambahan sudut pada lubang yang mengalami pertambahan sudut (rate radius of curvature), maka pemboran horisontal dibagi menjadi 4 tipe, yaitu :
1. Long radius system
2. Medium radius system
3. Short radius system
4. Ultra short radius system

1. Long Radius System
Metode ini sering disebut dengan sistem pemboran horisontal konvensional. Pemboran long radius ini mempunyai laju pertambahan sudut yang kecil sekali, yaitu 2 – 6 / 100 ft.MD. Sudah tentu untuk mencapai titik awal bagian lubang yang horisontal dari KOP, diperlukan jarak yang sangat panjang yaitu antara 1500 – 4500 ft. Jarak pemboran atau ekivalen dengan radius kelengkungan 1000 – 3000 ft. Peralatan yang digunakan pada pemboran type ini paling sederhana diantara keempat type pemboran horisontal yang ada, karena peralatan pada pemboran ini merupakan peralatan pemboran konvensional yang susunannya telah dimodifikasi. Karena kesederhanaannya dan juga relatif mudah aplikasinya, pemboran horisontal tipe ini banyak sekali dilakukan, walaupun untuk mencapai titik sasaran yang sama diperlukan jarak pemboran yang jauh lebih panjang dibanding dengan ketiga tipe pemboran horisontal lainnya.

Kelebihan dari penggunaan system long radius adalah :
 Dapat menghasilkan bagian lubang mendatar yang sangat panjang (>5000 ft).
 Peralatan pemboran yang digunakan adalah peralatan yang konvensional (hampir sama dengan directional drilling).
 Tingkat dog leg yang tidak terlalu tinggi.

Sedangkan kelemahan dari penggunaan sistem long radius adalah :
 Trayek yang harus dikontrol sangat panjang.
 Formasi-formasi di atas target harus ditembus pada jarak yang lebih panjang.


Selengkapnya download di sini



Read More..

Perencanaan Pemboran Horizontal

Pemboran merupakan langkah yang pertama dan penting dalam industri perminyakan. Sesuai dengan perkembangan teknologi, maka teknik pemboran mengalami perkembangan yang cukup pesat bila dibandingkan dengan pemboran yang pertama kali dilakukan. Saat ini pemboran telah dapat dioperasikan dalam berbagai cara, baik dengan pemboran vertikal, pemboran miring, sampai pemboran horisontal.
Pemboran horisontal sebenarnya merupakan pengembangan dari teknik pemboran miring. Di dalam pemboran horisontal, lubang bor diupayakan agar mempunyai panjang penembusan zona produktif yang lebih besar dan laju pertambahan sudut yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemboran miring.

1. Maksud dan Tujuan Pemboran Horisontal
Sesuai dengan sasaran pemboran horisontal, yaitu untuk memperpanjang penembusan zona produktif, atau dengan kata lain untuk memperluas daerah pengurasan suatu sumur, maka tujuan pemboran horisontal itu sebagai berikut :
1. Meningkatkan laju produksi sumur.
2. Meningkatkan recovery sumur.
3. Membuat reservoir yang sudah tidak ekonomis bila dikembangkan dengan pemboran tegak, menjadi ekonomis kembali bila dikembangkan dengan pemboran horisontal.
4. Memperkecil terjadinya “water and gas coning”.

2. Pertimbangan Dilaksanakan Pemboran Horisontal
Di dalam membor suatu formasi, seharusnya selalu diinginkan lubang yang vertikal, karena dengan lubang yang vertikal operasinya lebih mudah, dan umumnya biaya lebih murah daripada pemboran horisontal. Faktor-faktor yang menyebabkan dilakukan pemboran horisontal adalah sebagai berikut :
1. Kondisi Permukaan
2. Alasan Geologi
3. Alasan Teknis
4. Alasan ekonomis


Selengkapnya download di sini



Read More..

Pengantar Teknologi Migas

Soal :

1. Analisa data geokimia berdasarkan table 1a Data Geokimia. Tentukan :
a. Kekayaan zat organik.
b. Asal zat organik
- Tipe Kerogen
- Jenis Hidrokarbon yang dihasilkan
c. Kematangan Batuan induk, diskusikan berdasarkan T maks, Ro,dan Pi.
2. Jelaskan tentang Geologi minyak mencakup geologi regional, batuan induk, batuan reservoir, jenis penangkapnya (trap) di Indonesia.
3. Jelaskan tentang preservasi zat organic hingga terbentuknya hidrokarbon.

Jawab :

1. ANALISA DATA GEOKIMIA
a. Kekayaan Zat Organik
Untuk mengetahui kekayaan zat atau material zat oragnik digunakan kurva hubungan antara TOC (Total organic carbon) dan kedalaman. Dari data Geokimia diatas didapatkan kurva sebagai berikut. (dilampirkan).
Dari grafik hubungan antara jumlah TOC dalam persen dan kedalaman dapat dilihat bahwa TOC turun relatif konstan dari kedalaman 1812 sampai dengan kedalaman 4000 meter.
Dalam menentukan kekayaan material organic yang menggunakan kadar TOC. Kadar TOC ini batas minimumnya terbagi dalam tiga kategori, yaitu :
1. 0,4 % sampai dengan 1,4 % (Ronov,1985)
2. 1,5 % (Scharayer dan Zarella, 1963)
3. 0,5 % (Welte, 1965)


Selengkapnya download di sini


Read More..

Senin, 15 Juni 2009

IPR DUA FASA dan TIGA FASA

Pada bab ini akan membahas mengenai resevoar yang memiliki fracture. Resevoar seperti itu pada umumnya ditemukan di formasi batuan limestone yang diendapkan di daerah lautan. Hal ini sangat sesuai dengan tipikal resevoar di Indonesia.
Perlu dipahami bahwa dalam satu batuan bisa terdapat satu atau dua bagian, yakni:
• Bagian yang mengalami perekahan.
Pada bagian ini, ia memiliki permeabilitas yang tinggi namun tidak dapat menyimpan minyak.
• Bagian yang tidak mengalami perekahan disebut matrix.
Pada bagian ini, permeabilitas yang didapatkan tidak terlalu tinggi namun ia dapat menyimpan minyak.
Sehingga dalam satu batuan dapat terjadi tiga jenis aliran fluida, yakni:
• Aliran fluida dari matrix ke matrix
• Aliran fluida dari rekahan ke matrix
• Aliran fluida dari matrix ke rekahan
Dan persamaan IPR nantinya hanya akan mempresentasikan aliran fluida yang melalui matrix.



Selengkapnya download di sini
Read More..