Kamis, 20 Agustus 2009

Pemilihan Calon Sumur untuk Pengasaman

Tidak semua sumur dengan produksi rendah bisa ditingkatkan produksinya dengan pengasaman. Perforasi disumur mungkin tidak cukup, atau peforasi phasenya nol, ukuran tubing salah, jepitan terlalu kecil, pipa dipermukaan kecil tekanan balik besar dapat menyebabkan produksi kecil yang tidak dapat ditingkatkan dengan pengasaman. Juga banyak metode lain yang akan bisa meningkatkan produksi selain pengasaman. Perlu diingat, suatu pengasaman tidak akan berhasil apabila formasi disumur tersebut tidak mengalami kerusakan. Hal-hal yang dapat membantu evaluasi apakah terjadi kerusakan formasi pada sumur :

1. Perbandingan produksi dengan sumur sekitarnya.
Dilakukan dengan menggunakan harga porositas dan ketebalan formasi agar bisa membandingkan secara kualitatif.

2. Grafik sejarah produksi.
Bisa terlihat penurunan mendadak setelah kerja ulang. Misalnya karena penggunaan completion fluid yang salah pada kerja ulang dan adanya scale disekitar lubang sumur.

3. Pressure Transient Analisys.Kita dapat menilai besaran skin effect untuk menentukan adanya formation damage. Kalau skin <>1 perlu dilakukan analisa reservoir dan perforasi sebelum dilakukan pengasaman. 
4. Analisa komplesinya.


Selengkapnya download di sini

atau via

http://www.mediafire.com/?1iwnlyojiyy
Read More..

Penyebaran Asam Kedalam Media Berpori

Kalau sebelumnya sudah diposting tentang stimulasi mengenai pengasaman dan jenis-jenisnya, maka posting yang ini adalah kelanjutan dari posting sebelumnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi readers semua.

Pergerakan asam di dalam media berpori tergantung pada banyak hal antara lain konsentrasi asam, jenis-jenis mineral yang diasam dan yang dikandung oleh lapisan, dan temperatur lapisan. Kecepatan rambat asam di dalam media berpori menentukan penyebaran asam di dalam media berpori. Semakin cepat asam tersebut bergerak, maka makin luas pula daerah yang akan terkena asam.

Untuk mengetahui kecepatan pergerakan “front” asam di dalam media berpori perlu diketahui tentang kinetika antara reaksi asam dengan mineral batuan. Sifat heterogenitas batuan serta distribusi mineral yang tidak merata menyebabkan kecepatan dan penyebaran asam yang tidak merata dalam lapisan.

Sebagai akibat pengaruh ketidak homogenan tersebut, telah dikembangkan model penyebaran asam yang dapat digunakan sebagai latar belakang perencanaan operasi pengasaman antara lain adalah model pembentukan dan pertumbuhan “wormhole”. Model-model tersebut antara lain menggambarkan tentang compact dissolution, diffusion-limited wormholing, fluid-loss limited wormholing dan uniform dissolution.


Selengkapnya download di sini
Read More..

Stimulasi (Acidizing)

Stimulasi adalah merangsang sumur yang merupakan suatu proses perbaikan terhadap sumur untuk meningkatkan harga permeabilitas formasi yang mengalami kerusakan sehingga dapat memberikan laju produksi yang besar, yang akhirnya produktifitas sumur akan menjadi lebih besar jika dibandingkan sebelum diadakannya stimulasi sumur. Stimulasi dilakukan pada sumur-sumur produksi yang mengalami penurunan produksi yang disebabkan oleh adanya kerusakan formasi (formation damage) disekitar lubang sumur dengan cara memperbaiki permeabilitas batuan reservoir. Metode stimulasi dapat dibedakan menjadi Acidizing dan Hydraulic Fracturing.

Alasan dilakukanya stimulasi antara lain karena adanya hambatan alami yaitu permeabilitas reservoir yang rendah sehingga menyebabkan fluida reservoir tidak dapat bergerak secara cepat melewati reservoir dan hambatan akibat yaitu yang sering disebut dengan kerusakan formasi (formation damage), kerusakan fomasi ini kebanyakan disebabkan oleh operasi pemboran dan penyemenan yang menyebabkan permeabilitas batuan menjadi kecil jika dibandingkan dengan permeabilitas alaminya sebelum terjadi kerusakan formasi, pengecilan permeabilitas batuan formasi ini akan mengakibatkan terhambatnya aliran fluida dari formasi menuju ke lubang sumur sehingga pada akhirnya akan menyebabkan turunnya produktivitas suatu sumur.

Sasaran dari stimulasi ini adalah formasi produktif, karena itu karakteristik reservoir mempunyai pengaruh besar pada pemilihan stimulasi. Karakteristik reservoir meliputi karakteristik batuan maupun karakteristik fluida reservoir terutama berpengaruh pada pemilihan fluida treatment baik pada acidizing maupun pada hydraulic fracturing, faktor lain yang berpengaruh dalam treatment ini adalah kondisi reservoir yaitu volume pori, tekanan dan temperatur reservoir.


Selengkapnya download di sini
Read More..

Metode Curve Decline

Metode untuk mengestimasi cadangan suatu reservoir dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu; berdasarkan karakteristik reservoir dan berdasarkan prilaku produksi reservoir (reservoir production performance). Estimasi cadangan reservoir berdasarkan karakteristik reservoir misalnya dengan metode volumetrik, sedangkan estimasi cadangan reservoir berdasarkan prilaku produksi reservoir dengan menggunakan metode decline curve.

Estimasi cadangan dengan decline dapat dilakukan hanya dengan terlebih dahulu melakukan peramalan produksi sampai batas ekonomi limitnya. Peramalan produksi sampai batas ekonomi limitnya didasarkan hubungan antara laju alir untuk setiap waktu (qt vs t, Gambar 1) dan hubungan antara laju alir setiap waktu dengan kumulatif produksinya (qt vs Npt, Gambar 2).
Read More..

Rabu, 19 Agustus 2009

Pengukuran Laju Produksi

Pengukuran laju produksi atau disebut juga tes produksi dilakukan untuk mengetahui kondisi produksi suatu sumur yang dilakukan secara rutin. Data produksi yang diperoleh dari pengukuran ini antara lain adalah laju produksi (minyak, gas dan air), perbandingan air-minyak (water-oil ratio) dan perbandingan gas-minyak (gas-oil ratio).

Pengukuran terhadap laju produksi masing-masing fluida dilakukan pada fluida yang telah dipisahkan dengan separator. Untuk mengukur laju produksi gas digunakan orifice-meter, sedangkan untuk laju produksi cairan (minyak dan air) diukur dengan barrel-meter.

1. Pengukuran Laju Produksi Gas

Prinsip kerja dari orifice meter yang digunakan dalam pengukuran laju produksi gas adalah dengan menghitung besarnya volume yang didasarkan pada besarnya kehilangan tekanan, atau dapat ditulis dengan :


Selengkapnya download di sini


Read More..

Aliran Fluida dalam Pipa

Faktor yang berpengaruh terhadap aliran fluida dalam pipa adalah perkiraan besarnya kehilangan tekanan yang terjadi selama fluida mengalir. Berikut ini merupakan upaya pemecahan terhadap hal tersebut, mulai dari pengembangan persamaan kesetimbangan energi sampai pada perkiraan kehilangan fluida baik pada aliran fluida satu fasa maupun multi-fasa.

1. Persamaan Kesetimbangan Energi

Persamaan dasar kehilangan tekanan pada sistem aliran fluida dalam pipa dikembangkan dari persamaan kesetimbangan energi, yang merupakan kesetimbangan energi dua titik di dalam satu sistem aliran, sebagaimana terlihat pada Gambar 1.


Selengkapnya download di sini
Read More..

Senin, 17 Agustus 2009

Pemeliharaan Pompa-pompa di Rig Pemboran

Pompa lumpur adalah suatu alat untuk memompakan cairan dengan mengubahtenaga mekanis menjadi tenaga hidrolis. Fungsinya untuk memberikan dayahidrolis berupa tekanan dan volume aliran/debit lumpur, dengan mengalirkanlumpur dari tangki melalui manifold stand pipe masuk ke drill string, menuju kenozzle pahat dengan mengefektifkan jet velosity-nya. Kemudian dengan tekananyang dihasilkan oleh pompa lumpur, cairan pemboran akan membawa serbuk bordari dasar lubang menuju permukaan melalui annulus.

Sedangkan prinsip kerja pompa triplex single acting itu sendiri adalahdengan satu kali gerakan bolak-balik akan menghasilkan satu kali kerja. Dimanapada saat piston bergerak ke belakang terjadi langkah pengisapan sehingga liner terisi oleh cairan. Karena pompa triplex bekerja cepat maka pengisian liner dilakukan oleh pompa centrifugal sebagai super charging-nya. Sedangkan padasaat piston bergerak ke depan, maka terjadi langkah penekanan (discharge)sehingga volum cairan yang ada di salam liner terdorong keluar menuju dischargemanifold.

Selengkapnya download di sini
Read More..

Minggu, 16 Agustus 2009

Identifikasi Problem Kepasiran

1. Identifikasi

Dalam memproduksikan hidrokarbon dari reservoir sering dijumpai adanya problem-problem. Problem-problem tersebut diantaranya adalah problem kepasiran. Timbulnya problem ini berkaitan erat dengan karakteristik reservoirnya, sehingga identifikasi untuk upaya pencegahan dan penanggulangannyapun harus memperhatikan hal tersebut. Karakteristik reservoir dalam hal ini meliputi antara lain sifat batuan, sifat fluida dan kondisi reservoirnya.

Problem kepasiran adalah ikut terproduksinya pasir bersama dengan aliran fluida reservoir. Problem ini umumnya terjadi pada formasi-formasi yang dangkal, berumur batuan tersier terutama pada seri miocene. Problem kepasiran terjadi akibat rusaknya kestabilan dari ikatan butiran-butiran pasir yang disebabkan oleh adanya gaya gesekan ( frictional force ) serta tumbukan oleh suatu aliran dari fluida dimana laju aliran yang terjadi melampaui batas maksimum dari laju aliran kritis yang diperbolehkan, sehingga butiran-butiran pasir akan ikut terproduksi bersama-sama dengan minyak ke permukaan.

Butiran pasir yang terkumpul dalam suatu sistem akan membentuk suatu ikatan antar butiran-butiran itu sendiri dalam suatu ikatan “sementasi” yang mana ikatan sementasi tersebut membuat butiran-butiran pasir bersatu serta kuat. Semakin besar harga faktor sementasi yang didapat, maka akan semakin kuat ikatan antar butiran-butiran pasir yang ada dan semakin terkonsolidasi (consolidated) demikian juga sebaliknya, semakin rendah harga faktor sementasinya maka akan semakin rendah juga tingkat konsolidasi antar butiran-butiran pasir (unconsolidated), yang pada akhirnya butiran-butiran pasir tersebut akan mudah lepas.


Selengkapnya download di sini!!
Read More..

Sabtu, 15 Agustus 2009

Well Service / Well Work

A. Well Service / Well Work

Well Service merupakan suatu bagian yang bertugas menangani segala kegiatan yang berhubungan dengan sumur. Kegiatan tersebut meliputi usaha agar sumur siap berproduksi (initial completion) maupun usaha perbaikan sumur akibat kerusakan saat berproduksi (Work Over). Semua kegiatan yang dilakukan oleh team ini bertujuan untuk mempertahankan serta meningkatkan laju produksi sumur.

Well Service dibagi dalam beberapa bagian yaitu :

1. Tool House adalah bagian yang bertugas dalam menyediakan dan memelihara segala peralatan sehingga dapat selalu siap pakai.
2. Operation adalah bagian yang melaksanakan pemasangan artificial lift serta memperbaiki kerusakan yang ada pada sumur-sumur.
3. Transport Well Service adalah bagian yang memperlancar pekerjaan well service dengan selalu menyediakan transport untuk mengantarkan segala peralatan yang dibutuhkan saat melakukan service terhadapsumur.

Pekerjaan yang dilakukan oleh divisi ini dibagi dalam empat kelompok kerja yaitu : initial completion, sevice, work over dan equipment maintanance.

a. Initial Completion

Initial Completion merupakan pekerjaan awal dari suatu sumur baru yang dilakukan setelah pengeboran yaitu dengan cara melengkapi sumur dengan segala peralatan sehingga sumur dapat mulai berproduksi.


Selengkapnya download di sini

Read More..

600 Sumur Minyak Tua Masih Berpotensi

PALEMBANG – Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi (Distamben) Provinsi Sumsel menyatakan, sedikitnya terdapat 600 lebih sumur tua di Sumsel yang masih berpotensi dan masih memungkinkan untuk dieksploitasi.Dari jumlah itu, sumur minyak tua paling banyak di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Kepala Distamben Provinsi Sumsel Akhmad Bahtiar Amin mengatakan, pihaknya belum bisa mendata sumur tua ilegal yang dilakukan eksploitasi secara liar.

Sebab, pihaknya sendiri mengalami kesulitan mendata karena setiap penertiban dilakukan, para penambang liar sudah lebih dulu kabur. “Dalam pengelolaan sumur tua ini,pemprov berencana mengeluarkan peraturan daerah (perda). Namun, sebelumnya segera dikeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Sumsel.

Peraturan menteri (permen) sudah ada, yakni sumur minyak tua bisa diusahakan melalui KUD dan BUMD,”ujar Akhmad. Namun,menurut Akhmad,kendala yang dialami KUD saat ini yakni dari segi permodalan.Selain itu, ada syarat teknis kalau mau mengusahakan sumur tua yang harus dipenuhi. Jika ada KUD minta izin dan blok beberapa sumur, perlu pembinaan terlebih dahulu.

Selain itu,pihak KUD harus dicarikan partner supaya bisa diarahkan dan tidak menyalahi kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang perminyakan.Kendati demikian,dengan pergub yang dikeluarkan nanti, akan diinventarisasi KUD yang mana saja yang memenuhi syarat. “KUD itu akan kita bina, dan dicarikan partner.Semuanya diatur dengan peraturan, mudah-mudahan jika hal itu jalan datangkan pendapatan bagi KUD,”kata Akhmad.

Dia menambahkan, sejauh ini usia sejumlah sumur minyak tua belum bisa diprediksi karena harus didapatkan dulu data eksplorasinya. Bahkan, meski umumnya sumur minyak tua sudah dieksplorasi sejak 1970-an, biasanya KUD dan BUMD yang akan mengusahakan sumur minyak tua akan menghitung lagi potensi kandungan sumur.

Selanjutnya, debit itu akan dibagi dengan rencana produksi per tahunnya. Sementara itu,Wakil Gubernur Sumsel H Eddy Yusuf menuturkan, dalam hal pengelolaan sumur tua mesti disiapkan penyertaan modal oleh BUMD seperti yang tertuang dalam APBD.Pasalnya,BUMD dan koperasi sangat potensial mengeksplorasi sumur tua agar tidak dibiarkan terbengkalai.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan BP Migas Sumbagsel Eko Hariadi mengatakan, potensi sumur tua masih cukup banyak,dan diperkirakan masih bisa diambil hingga 5.000 barel per hari. Bahkan, bila dikelola dengan baik,maka dapat menciptakan perekonomian suatu daerah.Apalagi, pengelolaan sumur tua juga telah diatur Permen ESDM No 1/2008 dan telah ada petunjuk teknis, termasuk prosedur dan tata caranya.

Sumber : berita-muba
Read More..

Fluida Perekah / Fracturing Fluids

Fluida perekah / fracturing fluids adalah fluida yang digunakan pada operasi perekahan hidraulik untuk menghantarkan daya pompa ke batuan formasi sehingga memungkinkan terjadinya perekahan batuan dan sebagai pembawa material pengganjal ke dalam rekahan. Fluida perekah tersebut akan dipompakan pada beberapa tingkat (stages) yang masing-masing mempunyai fungsi tersendiri.

Secara garis besar, selain digunakan untuk memulai perekahan dan memperluas rekahan, fluida perekah juga harus dapat memperlebar rekahan, mentransport dan menempatkan proppant, mempunyai sifat low fluid loss (kehilangan fluidanya sedikit) waktu crosslink-nya terkontrol, dan tidak mahal. Juga tidak menyebabkan friksi yang besar di tubing, mudah dibersihkan dengan clean-up (dimulainya produksi kembali), kompatibel dengan formasi dan fluidanya, mudah dicampur, aman untuk personalia, dan relatif murah. Pembahasan mengenai fluida perekah meliputi pembahasan mengenai mekanika fluida yaitu: rheologi, leak off, hidrolika perekahan dan pemilihan fluida dasar serta additifnya.


Selengkapnya download di sini
Bukunya download di sini
Read More..

Jumat, 14 Agustus 2009

Fluid Loss (Leak Off)

Fluid loss (leak-off / kebocoran) adalah kehilangan fluida karena fluida perekah masuk meresap ke dalam formasi batuan. Leak off dapat mengakibatkan volume rekahan yang terjadi akan berkurang sehingga dapat menyebabkan proppant akan mengalami bridging atau screen-out (terhenti atau mengendap). Jadi laju leak-off ini merupakan faktor penting dalam menentukan geometri rekahan. Terdapat dua macam penilaian terhadap leak-off, yakni :

1. Fluid efficiency (pengukuran total / global)


Selengkapnya download di sini
Bukunya download di sini
Read More..

Hidrolika Fluida Perekah

Dalam pekerjaan hydraulic fracturing perhitungan hidrolika perekahan akan sangat berpengaruh dalam perhitungan perencanaan pelaksanaannya. Berikut akan dibahas mengenai hidrolika fluida perekah yang meliputi kehilangan tekanan aliran dan horse pawer pompa yang dibutuhkan.

1. Kehilangan Tekanan Aliran Fluida Perekah

Selama transportasi dari permukaan (pompa) menuju ke dalam formasi batuan, fluida perekah akan mengalami kehilangan tekanan aliran baik di dalam pipa maupun pada saat aliran melalui lubang perforasi.

A. Kehilangan Tekanan Aliran Dalam Pipa

Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa perlu dilakukan untuk mengetahui berapa besar kehilangan tekanan selama aliran fluida perekah dalam pipa, sehingga dapat diperkirakan tekanan pompa yang diperlukan dan berapa net pressure di formasinya. Rheology yang telah dibahas di atas, dapat digunakan untuk menghitung kehilangan tekanan dalam pipa selama fluida perekah dipompakan. Untuk menghitung kehilangan tekanan fluida power law, maka perlu dihitung terlabih dahulu Reynold numbernya, yang dapat dihitung dengan persamaan :


Selengkapnya download di sini
Bukunya download di sini
Read More..

Fluida Dasar dan Additive dalam Hidraulic Fracturing

Hydraulic fracturing dapat dikatakan sebagai aplikasi pemindahan tenaga melalui suatu media cairan dimana cairan ini selain digunakan untuk merekahkan batuan juga harus dapat membawa material pengganjal rekahan. Oleh karena itu fluida perekah yang digunakan dalam pekerjaan perekahan hidraulik yang terdiri dari fluida dasar harus ditambahkan additive yang berguna untuk mendapatkan komposisi yang tepat sehingga diharapkan menghasilkan performance sesuai dengan yang diharapkan.
2.1. Fluida Dasar
Secara umum, fluida dasar dapat berupa air, minyak, emulsi, foam, dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Fluida dasar ini harus diperkental dengan polymer sebagai thickener (pengental).
1. Water Base Fluid
Merupakan jenis fluida perekah dengan bahan dasar air, water base fluid ini dapat digunakan pada reservoir minyak maupun gas.
Fluida perekah ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
1. Tidak ada resiko kebakaran.
2. Tersedia dalam jumlah yang banyak dan harganya murah.
3. Dapat mengurangi terjadinya friction loss.
4. Viscositasnya yang rendah, hal ini akan lebih mudah dalam pemompaan.
5. Specific gravity air yang tinggi akan memberikan kekuatan penopang yang lebih besar pada propping agent.
6. Mempunyai tekanan hidrostatik yang tinggi sehingga mengurangi tekanan pompa yang diperlukan untuk perekahan.


Selengkapnya download di sini
Bukunya download di sini
Read More..

Additive dalam Fluida Perekah

Additive merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam fluida dasar dengan komposisi tertentu sehingga menghasilkan performance suatu fluida perekah yang diinginkan. Suatu fluida perekah harus menghasilkan friksi tekanan yang kecil dan tetap berviskositas besar agar dapat menahan proppant serta bisa turun kembali viskositasnya setelah selesai pelaksanaan perekahan dan penempatan proppant agar dapat memproduksi dari formasi dengan mudah. Oleh sebab itu diperlukanlah additive. Jenis-jenis additive yang dipakai adalah thickener, Crosslinker (penyatu atau pengikat molekul sehingga rantai menjadi panjang dan viskositas akan meningkat), Breaker (pemecah), Viscosity stabilizer (penstabil viskositas), Fluid loss additive (zat tambahan untuk mencegah kehilangan fluida), Surfactant (surface active agent), Buffers (pengontrol pH), Radioactive tracers, Biocides (anti bakteri), Pencampur gel, Friction reducer (pengecil friksi), Clay stabilizers (penstabil clay), Crosslinker control agents (mengontrol zat untuk pengikat molekul), Iron control agents (pencegah pengendapan besi di formasi), Paraffin control, Scale inhibitors (pencegah scale), Extenders, clean up, dan energizing agents (mempermudah produksi kembali). Lebih lanjut tentang additive tersebut akan dijelaskan dalam sub-sub bab berikut.


Selengkapnya download di sini
Bukunya download di sini
Read More..

Minggu, 09 Agustus 2009

OIL n Gas Dictionary

Di bawah ini ada "OIL n Gas Dictionary". Buat temen-temen yang ingin tahu banyak tentang istilah dalam dunia perminyakan, silakan download filenya dalam bentuk pdf DI SINI. Semoga dapat membantu temen-temen semua.


Read More..

Kamis, 06 Agustus 2009

Geologi Minyak Bumi

Adalah suatu cara untuk mencari dan menemukan akumulasi hidrokarbon dalam jumlah yang ekonomis dengan cara eksplorasi.
Adapun tahapannya sebagai berikut:

1) Eksplorasi Hidrokarbon:

• Geologi
• Geofisika
• Geokimia
• Pemboran

Definisi Eksplorasi adalah pencarian lokasi dimana diduga terdapat kandungan hidrokarbon.

Dalam eksplorasi jika lapangan minyak sudah diketahui maka urut-urutannya:

• Harus diketahui size dan capacity dari reservoir
• Harus diketahui geometri dan trap (pemboran delinasi)
• Harus diketahui kualitas hidrokarbon: oil dan gas (ÂșAPI)
• Harus diketahui mekanisme pendorong reservoir (drive reservoir)
• Harus diketahui jenis trap (stratigrafi, struktur atau kombinasi)

2. Produksi Hidrokarbon

• Menentukan rate produksi
• Menentukan prosentase recovery maksimum
• Recovery selanjutnya
3. Pengilangan
4. Pemasaran


Tujuan utama ‘Petroleum Geologist’:

1. Menentukan lokasi hidrokarbon (Basin)
2. Pengukuran geometri reservoir
3. Kualitas

Dari ketiga komponen diatas dapat ditentukan:

• Batuan Induk (Source Rock)
• Kualitas Reservoir
• Perangkap (Trap)
• Batuan Penutup (Seal/Cap Rock)


Selengkapnya download di sini
Read More..

Sifat Fisik Gas

1. Komposisi Gas

Komposisi dari suatu campuran gas diekspresikan sebagai fraksi mol fraksi volume atau fraksi berat dari setiap komponen. Atau dapat juga diekspresikan sebagai persen mol, persen volume atau persen berat.

Fraksi mol, yi, didefinisikan sebagai :
(3)

Keterangan :

yi = fraksi mol. dari komponen.
ni = jumlah mol dari komponen.
= total mol dari seluruh komponen campuran.
Sehingga berat molekul. total untuk suatu campuran adalah :

Ma = yi Mi (4)

Harga berat molekul untuk setiap komposisi dapat dilihat di Tabel 1.
Fraksi volume didefinisikan sebagai :

• Fraksi Volume = (5)
keterangan :

Vi = Volume dari komponen i pada kondisi standar.
Vi = Volume total dari campuran pada kondisi standar.

• Fraksi berat, didefinisikan sebagai :
(6)
keterangan :

= fraksi berat dari komponen.
Wi = berat dari komponen i.
= berat total dari campuran.



Selengkapnya download di sini
Read More..